Minggu, 04 Juni 2017

Rumah Kesedihan dan Kebahagiaan

Via Tumblr
Saat kita masih kecil, pasti akan sering mendapatkan pertanyaan dari guru, "Apa cita-cita mu?"
Sebagian besar akan menjawab : "Menjadi dokter buuu". Tapi entah kenapa saya tidak pernah menjawab ingin menjadi dokter. 

Seiring berjalannya waktu, usia saya bertambah. Sudah hafal rasanya sakit dan apa itu rumah sakit. Pertama kali saya dirawat di rumah sakit pada saat terkena demam berdarah pada tahun 2014. Setelah itu dalam rentang waktu yang lama, saya makin sering bolak-balik RS, bukan saya yang sakit tapi  satu persatu keluarga saya yang harus dirawat. 


Pagi tadi, saudara saya dilarikan ke rumah sakit karena demam tinggi dan seluruh badannya kram. Saya pun ikut menjaga saudara saya di kamar rawat. Karena mulai bosan, saya keluar dan duduk di ruang tunggu. Saya duduk bersama seorang ibu paruh baya, sedikit percakapan kami mulai dengan saling bertanya alamat dan bertanya siapa yang dirawat.

Ternyata ibu paruh baya itu menunggu anaknya yang dirawat untuk pemulihan selepas melahirkan cucu pertama. Raut bahagia terpancar dari wajah seorang ibu yang sekarang bisa dipanggil nenek.
Tidak lama kemudian, ada ambulance datang membawa pasien anak sekitar usia 4 tahun. Seketika keadaan menjadi riuh. setiap pengunjung rumah sakit melihat dan mulai bertanya tanya, ada apa dengan anak itu yang sedang kejang dan basah kuyup, padahal cuaca sedang panas-panasnya. 

Dokter dan perawat-perawat di UGD pun terlihat sibuk memasang alat-alat di dada anak tersebut. kami hanya melihat kejauhan dari celah engsel pintu. Datang seorang bapa-bapa yang tergesa-gesa sambil menangis. Salah seorang keluarganya bercerita bahwa anak tersebut tenggelam saat bermain, anak itu bermain dipinggir kolam setinggi dada orang dewasa yang terletak dibelakang mesjid. 

Setelah dilakukan pertolongan pertama oleh dokter, ternyata nyawa anak tersebut tidak tertolong. Innalillahi Wainnailaihi Roji'un (Minggu, 4 Juni 2017). Bapak nya menangis sejadi-jadinya dan pengunjung rumah sakit yang lain termasuk saya tak bisa membendung air mata, kami turut berduka cita atas meninggalnya anak yang sedang lucu-lucunya tersebut. 

Semakin sering berkunjung ke rumah sakit, semakin saya paham apa itu rumah sakit. Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya kesedihan dan kebahagiaan, tempat menumpahkan tangis haru dan tangis kehilangan dan tempat berkumpulnya orang-orang yang saling memberi support satu sama lain meski tidak saling mengenal.

Itulah sebabnya kenapa saya tidak berminat masuk menjadi tenaga medis. Iya, karna saya cengeng. Tapi saya selalu kagum dengan pekerjaan tenaga medis, karena tenaga medis adalah salah satu pekerjaan yang mulia. 

Semangat untuk dokter, perawat dan tenaga medis lainnya dimanapun kalian berada. Pekerjaan kalian menjadi harapan bagi orang banyak. Dan untuk adik kecil yang tadi siang sudah mendahului kami, saya tidak tau nama kamu dan dimana kamu tinggal. Saya hanya bisa berdo'a, semoga kamu ditempatkan di surga Allah dan menjadi bekal surga untuk kedua orangtua mu. Aamiin.  

0 komentar:

Posting Komentar