Kamis, 26 Juni 2014

Untukmu yang Menyerah Terhadap Jarak

Ini untukmu yang menyerah terhadap jarak,
Cinta tidak melulu harus sering memandang, tapi ini tentang kita yang harus melihat pada satu tujuan yang sama, yaitu saling menjaga.
Cinta tidak melulu harus saling menyentuh, namun harus tetap saling menyapa didalam do’a.
Cinta tidak melulu harus berpegangan tangan, namun yang paling penting harus tetap tulus menjaga kepercayaan.
Cinta tidak melulu harus saling bertemu, tapi harus mampu menabung rindu, hinga tiba saatnya rindu itu akan terobati oleh temu.
Cinta tidak melulu tentang seberapa kuat menahan rindu yang tertahan oleh jarak, tapi harus memahami tentang pentingnya kesetiaan diantara jarak.

Ini untukmu yang meremehkan jarak,
LDR bukan sekedar rasa senang saat mendapat pesan “Besok, aku akan menemuimu”, tapi ini tentang bagaimana mempertahankan hubungan saat aku dan kamu yang sama-sama dipertemukan pada titik jenuh akan waktu.
LDR bukan sekedar mengerti untuk menunggu. Namun harus bisa menjaga ketika waktu mulai menggerogoti seluruh kesabaran dan rindu.
LDR bukan sekedar saling memahami diantara jarak, namun harus tetap bisa menjaga saat “kita” mulai rapuh dan jangan biarkan orang lain masuk dan memperkeruh.  Jangan tanyakan siapa yang memulai.

Jarak ini menyiksa. Jarak ini adalah luka. Tapi tidak untukku, karena dengan pernah ada diantara jarak, aku dapat belajar tentang kesetiaan, menjaga pandangan,mengenal rindu, dan indahnya menanti pertemuan.

Untuk para pejuang LDR,kalian bisa ! Jangan pernah seperti mereka yang menyerah terhadap  jarak. Dengan jarak, kalian bisa tahu mana orang yang benar-benar tulus menunggu dan bertahan dalam “jauh”.