Hai masa
laluku. Bagaimana kabarmu? Baik kah? Apa kesibukanmu kini tak mengganggu
pola makanmu? Apa kamu selalu tidur tepat waktu?
Ah, aku lupa. Sekarang sudah ada orang baru
dihidupmu, kamu pasti lebih diperhatikan, lebih bahagia, lebih merasa istimewa dibanding saat bersamaku. Bukan begitu?
Masa laluku, aku begitu merasa
kehilangan akan sosokmu. Entah kenapa saat ini aku ingin melihatmu, melihat
senyummu, menatap matamu, mendengar tawamu dan berada didekatmu. Aku rindu kita. Maaf aku telah lancang menyebutkan
3 kata yang kini menjadi terlarang dan tak pantas aku ucapkan. Sebab kamu dan dirinya
kini telah menjadi satu. kamu dan aku juga tidak akan pernah kembali menjadi
“kita”.
Tapi tahukah kamu? Aku disini sendiri. Dibalik
tembok besar sambil melihatmu bahagia. Kamu tersenyum begitu indah penuh arti,
kamu tertawa lepas penuh kebahagiaan. Tapi sayangnya, bukan aku yang berada
disampingmu, bukan aku yang menjadi alasan dibalik kebahagiaanmu. Rasanya baru
kali ini aku merasa begitu terluka melihat kebahagiaan orang lain. Sungguh tak
pantas.
Hatiku selalu berkata “Kumohon, jangan pergi. Jangan
pernah berpaling dariku, tetaplah disampingku. Kita wujudkan kembali cita-cita
yang pernah kita rangkai”.
Tapi bayangmu seakan selalu berkata “Hey ini sudah
terlambat. Untuk apa kamu selalu berkata seperti itu? semuanya telah berbeda, kamu
sudah menjadi masa laluku. Aku tak mungkin berada disisimu lagi. Aku tidak
ingin dibuat pusing oleh egomu lagi. Aku lebih nyaman berada disampingnya
daripada disampingmu. Dia lebih memahamiku dibanding kamu. Sadarlah. Carilah
orang baru untuk hidupmu! Untuk apa kamu terus berharap? ”
Ya, itu benar. Sangat benar. Aku harus sadar. Tapi
perlu diingat. Aku lebih baik menunggu
seseorang yang tulus datang padaku daripada harus mencari pelarian baru yang
belum tentu dapat menggantikanmu dihatiku.
Inikah rasanya terjebak dalam masa lalu? Begitu menyedihkan, tak ada arah dan tujuan. Antara
menunggu atau harus meninggalkan masa lalu.
Tertanda:
wanita yang masih belum bisa keluar dalam kenangan masa lalunya
0 komentar:
Posting Komentar