Ada saatnya mencintai dan ada saatnya harus
melupakan. Mencintai seseorang memang sangat mudah, sesederhana dia selalu ada
bersamaku, selalu setia bagaimanapun keadaanku, selalu memberikan perhatian
lebih yang membuatku nyaman sehingga aku sadar ada perasaan berbeda disana. Bahkan
tak jarang perkenalan singkatpun dapat memunculkan cinta, bukan? Sesederhana itu
perasaan sayang dapat tumbuh.
Tapi coba bayangkan, saat aku telah begitu menyayanginya, mencintainya,
mempercayainya dan pada saat itu pula aku
dihempaskan begitu saja, dibiarkan terjatuh, dibiarkan menangis. Semua orang
pasti akan tahu bagaimana rasanya bukan? Ya, sakit. SANGAT SAKIT.
Kenapa dia yang saat itu berusaha dengan
keras menggunakan cara apapun untuk menarik perhatianku tapi dengan mudah membuangku
begitu saja?
Kenapa dia yang saat itu memberiku berbagai
hal yang dapat membuatku tersenyum tapi akhirnya harus memberiku satu kata yang
menyebabkan tangisku pecah dihadapannya?
Kenapa dia yang saat itu membagikan
cerita indah untuk masa depan kami tapi dia sendiri malah menempatkan dirinya sebagai
masa lalu?
Kenapa dia yang saat itu begitu
mengejarku tapi dengan mudahnya berbalik arah ?
Kenapa dia yang saat itu telah berhasil
membuatku terbang tinggi tapi dengan mudah mematahkan sayapku dan membiarkanku
terjatuh begitu saja?
Kenapa dia yang saat itu berhasil membangun
cinta dihatiku tapi dengan mudah meratakannya?
Kenapa dia membuatku jatuh cinta jika
dia bermaksud membuatku terluka?
Kenapa
dia membuatku untuk terus mengingat jika kenyataannya melupakan itu adalah hal
yang tersulit?
Aku tak henti berpikir, kenapa harus
dia? Kenapa harus orang yang benar-benar aku sayangi yang tega berbuat ini?
Sungguh, melupakan tak semudah mencintai, karena perlu kita tahu, luka dihati
akan lebih lama hilang daripada perasaan bahagia dan sangat perlu kita ingat bahwa
wanita yang mencintai seseorang tidak segan-segan menangis dihadapannya, bukan
untuk membuatnya kasihan, tapi untuk membuatnya tersadar bahwa apa yang telah dilakukannya
begitu menyakiti perasaan.
Aku mempunyai hati, tapi tidak untuk disakiti.
Aku mempunyai cinta, tapi tidak untuk disia-siakan. Aku juga mempunyai perasaan, tapi tidak untuk dipermainkan.
Aku ingin tahu, pada
pelukan wanita keberapa, dia akan berlabuh?
Pada ucapan sayang
keberapa, dia akan berhenti mengumbar janji?
Tapi rasanya bagaimanapun rasa sakit
yang telah dia buat untukku, masih terselip rasa sayang diantaranya.
Ketika dia pergi, ada yang inginkannya
kembali. Sadarkah dia bahwa itu adalah AKU?
Pernahkah dia memikirkan seseorang
bahagia karena melihatnya bahagia meskipun kebahagiaannya bukan bersamaku. Sadarkah
dia bahwa itu adalah AKU? Ya, AKU !
Sepertinya dia takkan pernah peka dan
takkan pernah sadar bahwa aku selalu menunggunya. Disini. Bersama
serpihan-serpihan hati yang sedang aku rangkai kembali. Tapi rasanya aku lelah,
ini sudah terlalu lama tetapi tak pernah ada hasilnya. Aku harus tetap berjuang
untuk melupakan meski tak semudah mencintai. Aku harus berhenti menunggu dan
kembali melangkah bersama harapan-harapan baru meski tidak lagi bersamanya.
Didalam kenangan yang tiba-tiba hadir
Didalam cinta yang tak lagi sama
Tertanda: seorang
perindu yang tak berhak merindukannya lagi
0 komentar:
Posting Komentar